Rabu, 08 Januari 2014
Akankah Jam Tangan Pintar Bisa Jadi Tren
Perangkat komputer yang dipakai di tubuh manusia atau wearable device kini sedang naik daun. Pemain besar dalam industri mobile mengeksplorasi potensi gadgetuntuk tubuh manusia layaknya aksesori. Selain Google, ada Apple, Samsung, bahkan Microsoft, yang dikabarkan tengah mengembangkan gadget wearable.
Sebagai salah satu pelopor wearable device, Sony tak mau ketinggalan. Raksasa elektronik asal Jepang ini beberapa hari lalu merilis generasi terbaru dari jam tangan pintar SmartWatch berbasis Android. Presiden dan CEO Sony Mobile Communications Kunimasa Suzuki pun memprediksiwearable device memiliki potensi di masa depan.
"Sony sendiri merencanakan tiga tahapan untuk wearable device," ujar Suzuki dalam wawancara eksklusif dengan KompasTekno di Jakarta, Senin (1/7/2013). Pertama, Sony merilis wearable devicesebagai "aksesori" untuk smartphone. "Bentuknya tak harus wearable, bisa saja aksesori lain, tapi terhubung dengan smartphone."
Setelah itu, yang dilakukan berikutnya adalah menambah "kepintaran" atau daya guna dari wearable device sehingga bisa berdiri sendiri, tanpa harus dibantu smartphone. Suzuki menyebutkan Google Glass sebagai contohnya.
"Baru, setelah itu, kita akan tiba di tahap di mana konsumen bisa menganggap wearable devicesebagai "the next mobile", ujar Suzuki, seraya menambahkan bahwa wearable device bisa menjadi tren besar berikutnya di dunia mobile. "Smartphone selalu di kantong atau di tangan, sementarawearable device selalu dipakai. Keduanya mirip sekaligus berbeda."
Belum tertarik mencoba
Salah satu kendala yang dihadapi wearable device saat ini, menurut Suzuki, adalah konsumen belum banyak yang tertarik mencoba perangkat pintar yang dipakai di tubuh, misalnya Smart Watch dari Sony.
Padahal, lanjut dia, kalau mau merasakan pengalaman memakai Smart Watch, konsumen pasti akan tergoda. "Tanpa mencobanya, sulit untuk mengerti potensi dari perangkat ini. Karena itu tantangan yang ada sekarang adalah bagaimana membuat jenis perangkat ini menarik untuk dicoba oleh konsumen."
Wakil Presiden Korporat Sony untuk wilayah Asia Tenggara dan Oceania, Matthew Lang, menambahkan bahwa Sony berusaha memecahkan masalah tersebut dengan memanfaatkan jaringan-jaringan ritel yang dimiliki, termasuk di Indonesia.
"Kami akan menggandakan investasi kami untuk menunjang faktor pengalaman yang dirasa pengguna (user experience) di toko-toko Sony dan bekerja sama dengan Sony Indonesia untuk memastikan konsumen bisa mendapat pengalaman positif ketika menjajal produk," jelas Lang.
Soal peluang sukses produk wearable device miliknya di pasaran, Lang menyatakan optimistis. "Ketika yang lain sedang sibuk mengembangkan wearable device, kami sudah mulai sejak tahun lalu."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
jamnya keren banget sist..pasti mahal yah :D
BalasHapuskesini juga http://tutorskita.blogspot.com